Teladani Sosok Pahlawan

Teladani Sosok Pahlawan

Oleh: Lilis Andarwati



Menyongsong hari pahlawan, pada 10 November 2021 hari Rabu nanti. Banyak masyarakat Indonesia yang membuka kembali literatur sejarah Pahlawan. Hari Pahlawan tahun ini istimewa sekali, mengusung tema: "Pahlawanku Inspirasiku". Sebab peran serta para Pahlawan yang sudah memperjuangkan Indonesia mati-matian demi Kemerdekaan RI perlu menjadi teladan dan sebagai inspirasi kita dalam berjuang mengisi kemerdekaan RI.

Berbicara tentang kemerdekaan Republik Indonesia, tidak lengkap tanpa menyebut nama-nama pahlawan nasional yang berjuang untuk melawan penjajah baik pria maupun wanita. Tanpa jasa mereka, mungkin tidak akan ada Indonesia seperti sekarang. Terlebih kita sebagai wanita. Apakah bisa memberikan sumbangsih dalam mengisi kemerdekaan ini?. Bisakah seorang wanita melanjutkan perjuangan para Pahlawan terdahulu?. Ingat, sejarah mengatakan bahwa Tidak hanya laki-laki, ada banyak pahlawan perempuan yang turut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pahlawan Perempuan Indonesia yang pemberani ini datang dari seluruh penjuru tanah air. Penasaran, siapa saja mereka? Berikut ini beberapa di antaranya yang perlu kita tahu dan sosoknya menjadi inspirasi bagi kita:

1. Malahayati
Yang pertama ada Keumalahayati, pejuang asal Kesultanan Aceh yang lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Perempuan tangguh ini memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid). Dengan keteguhan hati, mereka berperang melawan kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman!

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 September 1599. Berkat keberaniannya, Malahayati mendapat gelar Laksamana. Namun, Malahayati gugur di tahun 1615 kala melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin oleh Laksamana Alfonso De Castro.
2. Martha Christina Tiahahu
Selanjutnya, ada Martha Christina Tiahahu, pejuang dari Desa Abubu, Pulau Nusa Laut yang lahir pada tanggal 4 Januari 1800. Waktu masih berusia 17 tahun, ia sudah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Tak hanya itu, Martha Christina Tiahahu juga selalu memberi semangat pada kaum perempuan untuk membantu laki-laki di medan pertempuran.
3. Nyi Ageng Serang
Perempuan bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi ini adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga. Perempuan kelahiran tahun 1752 ini adalah anak dari Pangeran Natapraja dan melawan penjajah bersama ayah dan kakaknya, Kyai Ageng Serang.
Bahkan, Pangeran Diponegoro mengakui kehebatan Nyi Ageng Serang dalam menyusun strategi, hingga dipercaya menjadi salah satu penasihatnya. Namun, dua tahun sebelum Perang Diponegoro berakhir, Nyi Ageng Serang meninggal dunia di usia 76 tahun akibat wabah penyakit malaria.
4. Cut Nyak Dien

Tekadnya yang kuat dalam melawan Belanda dipicu oleh kematian suaminya, Ibrahim Lamnga pada 29 Juni 1878 dalam pertempuran dengan penjajah. Lalu, pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah lagi dengan Teuku Umar dan mereka bertempur bersama melawan Belanda.
Sedihnya, pada 11 Februari 1899, Teuku Umar gugur dan membuat Cut Nyak Dhien berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh dengan pasukan kecilnya. Karena keberadaannya memberikan pengaruh kuat terhadap rakyat Aceh, Cut Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang dan meninggal di sana pada tanggal 6 November 1908.
5. Cut Nyak Meutia
Bumi rencong melahirkan banyak perempuan pejuang yang tangguh, salah satunya adalah Cut Nyak Meutia. Awalnya, ia melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan suaminya, Teuku Muhammad. Tetapi, suaminya berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati pada tahun 1905.
Sesuai wasiat suaminya sebelum gugur, Cut Nyak Meutia menikah dengan Pang Nanggroe. Mereka bertempur dengan Korps Marechausée dan membuat suaminya gugur pada 26 September 1910, tetapi Cut Nyak Meutia berhasil lolos. Ia terus melakukan perlawanan dengan sisa-sisa pasukannya, tetapi takdir berkata lain. Cut Nyak Meutia gugur pada 24 Oktober 1910

6.Maria Walanda Maramis
Tak salah kalau Maria Walanda Maramis dijuluki sebagai Kartini dari Minahasa. Sebab, pahlawan kelahiran 1 Desember 1872 ini berupaya membebaskan perempuan dari keterbelakangan pendidikan. Maria sendiri sempat bersekolah di Sekolah Melayu di Maumbi, Minahasa Utara, selama tiga tahun dan tak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Akhirnya, Maria mendirikan organisasi bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) untuk memajukan pendidikan kaum perempuan. Lewat PIKAT, kaum perempuan dibekali ilmu untuk berumah tangga, seperti memasak, menjahit, merawat bayi, dan lainnya. Maria terus aktif di PIKAT hingga kematiannya pada 22 April 1924
7. Dewi Sartika
Jasanya adalah membuat sekolah bernama Sekolah Isteri di Pendopo pada 16 Januari 1904. Lalu, sekolah ini berganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri di tahun 1910 dan berubah lagi menjadi Sekolah Raden Dewi pada September 1929.
Berkat jasanya dalam memperjuangkan pendidikan, Dewi Sartika dianugerahi gelar Orde van Oranje-Nassau. Selain itu, ia juga diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1 Desember 1966. Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947.
8. Andi Depu
Perempuan bernama lengkap Andi Depu Maraddia Balanipa ini adalah pejuang asal Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Ia dikenal karena berhasil mempertahankan wilayahnya dari penaklukan Belanda. Bahkan, Andi Depu berani mengibarkan bendera Merah Putih saat pasukan Jepang datang di Mandar pada tahun 1942.
Atas keberaniannya, Andi Depu dianugerahi Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Presiden Soekarno. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada Andi Depu dan 5 tokoh bangsa lainnya. Ini tertuang di Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123/TK/Tahun 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
9. Rasuna Said
Dan yang terakhir, ada Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau lebih dikenal dengan nama Rasuna Said.
Perannya adalah memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, sama seperti Kartini. Menurutnya, kemajuan kaum perempuan tidak hanya didapat dari mendirikan sekolah, tetapi juga melakukan perjuangan politik.
Berkat pidatonya yang mengecam pemerintahan Belanda, ia terkena hukum Speek Delict, yakni hukum kolonial Belanda untuk orang yang berbicara menentang Belanda. Ia sempat tertangkap bersama temannya, Rasimah Ismail, dan dipenjara di Semarang pada tahun 1932.
Setelah kemerdekaan, Rasuna Said aktif di Dewan Perwakilan Sumatra mewakili Sumatra Barat dan sempat diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung hingga akhir hayatnya. Rasuna Said meninggal pada 2 November 1965 akibat penyakit kanker darah.

Sekarang kita tinggal melanjutkan perjuangan Pahlawan-pahlawan kita, sebab, Indonesia bukan hanya milik Presidan dan Menteri-menterinya. Namun, Indonesia milik kita semua, milik masyarakat Indonesia. Sudah sepantasanya perjuangan itu juga dari tangan kita dengan cara kita masing-masing. Perjuangan para Pahlawan sudah menginspirasi perjuangan kita hari ini dan hari-hari selanjutnya untuk Indonesia Merdeka. Pahlawanku inspirasiku. Selamat Hari Pahlawan 10 November 2021. Wallohu a'lam bi Ash showaab.









 

Komentar

  1. Bhinneka Tunggal Ika berjuang di negeri tercinta Indonesia Jaya Aamiin

    BalasHapus
  2. Nama : maharani muyasaroh
    Kelas :X ips2
    Kesimpulan:TELADANI SOSOK PAHLAWAN ini bukan hanya pahlawan laki laki saja banyak Pahlawan Perempuan Indonesia yang pemberani ini datang dari seluruh penjuru tanah air untuk memperjuangkan tanah air.


    BalasHapus
  3. Nama: Salfa Azalia Putri
    Kelas:X ips 2
    Kesimpulan:pahlawan meiliki perjuangan yang menginspirasi untuk indonesia.Pahlawan sangat berjasa bagi indonesia

    BalasHapus
  4. Nama : Dea Fika Rahayu
    Kelas : X IPS 2
    Absen : 06

    Kesimpulan :

    Dengan adanya rasa persatuan dan kesatuan dalam diri masing-masing seseorang kemerdekaan dan kebebasan akan dapat kita raih, yang pastinya dengan semangat kerja keras dan perjuangan juga. Dan kita harus meneladani sifat para pahlawan yang pastinya dengan mempunyai Semangat Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi

    BalasHapus
  5. Nama:Farida Sasi Febrianty
    Kelas:X IPS 2

    Dengan mengingat perjuangan perjuangan pahlawan yg terdahulu kita dapat menyadari bahwa Indonesia tercinta ini berdiri di atas pengorbanan pahlawan, maka ingatlah dan renungkan kembali kata Bung Karno "Jangan Pernah Sekali-kali melupakan Jasa Para Pahlawan "(JasMerah)

    BalasHapus
  6. Nama : Regina Qurrotul Ayun (24)
    Kelas : X Ips-2

    KESIMPULAN :
    Kisah tersebut tak hanya menunjukkan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan sikap & sifat, seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan terus berusaha. Tidak hanya laki-laki, ada banyak pahlawan perempuan yang turut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Indonesia milik kita semua, milik masyarakat Indonesia. Sudah sepantasanya kita memperjuangkan kemerdekaan dengan tangan dan cara kita masing-masing.

    BalasHapus
  7. Nama:Irnanda Risdiani
    Kelas:X/IPS2
    No:17
    "Pahlawanku Inspirasiku"
    10 November diperingati Hari Pahlawan. Penting untuk terus diingat kesejahteraan sebuah bangsa dapat dicapai jika suatu generasi menghargai jasa leluhurnya dan meneladaninya.

    BalasHapus

Posting Komentar

2000

Postingan Populer