Rosululloh menyebut Ibu tiga kali dalam haditsnya...ini sebabnya..

Oleh: Lilis Andarwati

Nabi Muhammad SAW telah bersabda: Abu Hurairah meriwayatkan sebagaimana berikut, “ Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “ Ibumu.” “ Lalu siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi” “ Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Jadi seorang ibu memiliki derajat 3 tingkat dibanding Ayah. Artinya sebagai anak dianjurkan untuk lebih banyak menyayangi dan berbakti kepada Ibu. Bahkan sudah dipopulerkan oleh Grup Nasida Ria Terbaik Indonesia dalam syair indah lagunya. Berikut lirik lagunya:

**********

Ibu........

Ibu kaulah

Wanita yang mulia

Derajatmu tiga tingkat

Dibanding ayah

Kau mengandung melahirkan

Menyusui mengasuh dan merawat

Lalu membesarkan

Putra putri mu ibu

Ibu kaulah

Wanita yang mulia

Derajatmu tiga tingkat

Dibanding ayah

Lautan kasih sayang

Pada setiap insan

Mataharinya alam

Sebagai perumpamaan

Dunia isinya

Belumlah sepadan

Sebagai balasan

Ibumu melahirkan

Do'a nya terkabulkan

Keramat di dunia

Kutuk nya kenyataan

Jangan coba durhaka

Surga nya tuhanmu

Di bawah kakinya

Ridho nya ibu

Ridho tuhan jua

Wahai jangan jadi anak durhaka

Ibu kaulah

Wanita yang mulia

Derajatmu tiga tingkat

Dibanding ayah

Lautan kasih sayang

Pada setiap insan

Mataharinya alam

Sebagai perumpamaan

Dunia isinya

Belumlah sepadan

Sebagai balasan

Ibumu melahirkan

Do'a nya terkabulkan

Keramat di dunia

Kutuk nya kenyataan

Jangan coba durhaka

Surganya tuhanmu

Di bawah kaki nya

Ridho nya ibu mu

Ridho tuhan jua

Marilah berbakti pada ibunda

Ibu kaulah

Wanita yang mulia

Derajatmu tiga tingkat

Dibanding ayah

**********

Mengambil inti sari dari hadits diatas mengapa Rosululloh menyebut Ibu sebanyak 3 kali. Sebab, bahwasanya seorang Ibu mempunyai 3 kewajiban utama dibanding Ayah.

Pertama: mengandung dan melahirkan. 

Mengandung/hamil memerlukan jiwa tenang, mental dan angan yang harus benar-benar siap menjadi seorang ibu. Menstabilkan emosi, memperbanyak sabar, berbagai ikhtiar sehat dilakukan, berbagai upaya doa dilantunkan untuk keselamatan anaknya dan dirinya disaat melahirkan. Nyawapun ikhlas rela dikorbankan demi lahirnya anak tercinta. Juga tak sedikit material yang telah dikeluarkan.

Kedua: Menyusui, mengasuh dan merawat. 

Menyusui mengharuskan ibu lebih banyak sabar dan fokus kepada bayi. Berusaha sebaik mungkin untuk melupakan hal-hal negatif lain yang ada di otaknya. Supaya pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik. Malam bagaikan siang, siang bagaikan perang berkecamuk dengan kegiatan lain. Tetapi betapa cerdas tangkasnya seorang Ibu bisa membagi waktunya dengan baik demi mengasuh dan merawat bayinya biar tumbuh kuat, cerdas dan sehat. Itu disebabkan oleh, lautan kasih sayang yang dimiliki  Ibu begitu melimpah berkah. 

Kemudian bagaimana seorang Ibu yang berkarier bekerja di luar rumah?. Tetap berikan penyusuhan, pengasuhan dan perawatan yang baik. Pilihlah seorang pengasuh yang berperangai baik, rajin beribadah dan berikan bekal ilmu parenting jika belum mengerti. Sebab menurut salafus sholihiin, kesholihan anak tergantung kesholihan ibunya. Jika kesehari-harian diasuh oleh Ibu pengasuh itu berarti dia berperan sebagai ibu si bayi. Namun, kesholihan pertama tetap berada pada seorang Ibu kandungnya.

Ketiga: Membesarkan.

Ibu dikiaskan sebagai Mataharinya Alam. Itu artinya, jika ibu bahagia maka alam-pun bahagia. Jika ibu bersedih maka alam-pun turut bersedih. Matahari merupakan penyinar utama dunia. Begitu juga Ibu menjadi penyinar anak yang pertama dan utama (dalam Bahasa Arab: Al Um Madrasatul Uulaa= Ibu merupakan sekolah yang pertama bagi anak)

Oleh karena itu, kewajiban Ibu selanjutnya adalah membesarkan anak dengan menyinari ilmu agama. Ingat,  membesarkan anak perlu disertai pemahaman dari berbagai ilmu agama dan ilmu parenting. Mengikuti masa-masa tumbuh kembang sang anak. Memberikan fasilitas hidup dari hasil kerja, uang halal orang tua, sekaligus menyiapkan kehidupan yang layak untuk masa muda hingga tuanya. Membekali ilmu agama, memilihkan Kyai/Guru, menyekolahkannya di tempat yang benar-benar sesuai dengan keinginan anak dan harapan orang tua. Hal ini bisa membantu si anak hidup bahagia dunia nanti ketika sudah menjadi dewasa serta hidup bahagia di akhirat. Bahwasanya pendidikan-pendidikan masa kecilnya akan dipraktekkan ketika dia dewasa. Akan diaktualisasikan dalam kehidupan kecil rumah tangganya, sampai pada kehidupan besar bermasyarakat dan bernegara. Berharap menjadi pemimpin tegas bagi dirinya dan lemah lembut pemberani bagi orang lain. Mengajarkan anak menjadi pribadi mandiri dan solutif menghadapi masalah.

Lalu bagaimana bakti seorang anak jika sudah berumah tangga dan jauh dari ibu kandungnya?. Baiklah, insyaAlloh akan saya bahas di artikel berikutnya. Sedangkan bagaimana pula bakti kita sebagai anak yang belum berumah tangga saat ini?. Banyak cara untuk menjadi anak yang berbakti pada Ibu dan Ayah diantaranya: patuhi segala yang diperintahkannya sembari menjalankan apa yang telah ditugaskannya. Karena ridlo Alloh ada pada ridlo Ibu. Maksudnya jika Ibu ridlo akan perbuatan anak maka Alloh juga ridlo. Jika Ibu berkata tidak maka Alloh juga berkata tidak. Hingga dikiaskan bahwa: Surga-pun ada di telapak kaki Ibu. Lakukan yang membuat Matahari dunia ini tersenyum bahagia. Takutlah akan kutuknya jelek ucapannya karena itu akan menjadi kenyataan. Untuk mencari ridlo Ibu kembali, bertaubatlah datangi Ibu. Minta maaf sebut kesalahan pelan-pelan kepada Ibu. Kalau Ibu sudah meninggal dunia ziarohi kuburnya, berdoalah kepada Alloh. Doakanlah Ibu setiap kali sesudah sholat fardlu. Karena dalam hadits shohihnya doa anak sholih tidak akan terputus didunia saja. Jika memungkinkan, berikan shodaqoh yang diniatkan untuk Ibu. InsyaAlloh ridlo Ibu dan ridlo-Nya kita peroleh kembali.

Nah mulai sekarang, marilah kita selaku orang tua khususnya menjadi sosok Ibu dengan mengintropeksi diri dan berucap baik kepada Putra-Putri kita. Sebab doa kita terkabulkan buat mereka. Ibu sebagai barang keramat anak kita di dunia. Hiasilah hari-hari kita dengan gemar mentadaburi kitabullah. Hiasilah rumah kita dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Hiasilah hari-hari kita dengan menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW. Mari kita berupaya menjauhi berbagai macam maksiat dan menghentikan perbuatan-perbuatan terlarang yang memasuki rumah kita. Demi kesholih-sholihahan putra-putri kita. Bantu ajari mereka cara berbakti kepada orang tua. Mohon maaf. Wallohul muwaafiq ilaa aqwamit thoriq. Wallohu A'lam bi Ashshowaab.