Menyucikan Diri setelah Hari Suci

Menyucikan Diri setelah Hari Suci
Oleh: Lilis Andarwati

Selama menjalankan 30 hari di bulan Ramadhan, fadhilahnya terbagi menjadi 3 bagian: 10 hari pertama dibukakanah pintu rahmat oleh Alloh swt., 10 hari kedua  dibukanya pintu pengampunan Alloh seluas-luasnya, 10 hari terakhir Ramadhan adalah malam Lailatul Qodar (malam seribu bulan) dimana para Malaikat turun membawa rahmat dari Alloh swt. Umat Islam seluruh alam berlomba-lomba dalam menjalankan Puasa Ramadhan sekaligus berlomba-lomba dalam beramal. 

Tiga puluh hari telah berlalu dengan cepat. Fadhilah-fadhilah Ramadhan ikut berlalu juga. Seluruh Umat Islam berharap dan berdoa supaya bisa bertemu dengan bulan ramadhan berikutnya. Namun, seiring kepergian Ramadhan datanglah hari penuh kegembiraan yaitu hari kemenangan nan suci. Yakni, hari Raya Idul Fitri. Di dua hari ini Umat Muslim haram berpuasa, apapun jenis puasanya. Semua Umat Islam saling meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat satu sama lain, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena dihari terakhir Ramadhan, tepatnya tanggal 1 syawal, dibukalah pintu maaf selebar-lebarnya oleh Alloh swt.

Hari Raya Idul Fitri atau lebaran adalah acara penting bagi umat Islam di Indonesia untuk saling berkumpul dan bersilahturahmi bersama sanak saudara dan keluarga. Di Indonesia, ada banyak tradisi lokal yang kini menjadi bagian acara lebaran yang tidak dijumpai dalam acara Idul Fitri di Timur Tengah atau negara-negara lainnya. Salah satunya adalah halal bihalal atau saling memaafkan di saat lebaran yang bermula sejak dakwah Wali Songo di abad ke 15. Acara sungkem terhadap orang tua juga merupakan tradisi lokal yang menjadi bagian dari acara lebaran di Indonesia. Tak lupa adalah ketupat yang dipercaya berasal dari bahasa Jawa kupat atau ngaku lepat (mengakui kesalahan). Anyaman daun kelapa pembungkus ketupat melambangkan kesalahan dan dosa yang dilakukan manusia, sedangkan ketupat putih di dalamnya melambangkan kebersihan hati setelah memohon maaf dari segala kesalahan. Semua berharap seperti bayi terlahir kembali, yaitu suci bersih dari dosa.

Mustahil jika umat islam yang setelah melakukan puasa 30 hari di bulan Ramadhan, bertemu dengan hari nan fitri, kemudian tidak berharap mendapat Rahmat, ampunan dari Alloh swt. Lalu bagaimana cara menjaga kesucian diri setelah Ramadhan, setelah hari suci?. 

Firman Alloh swt. yang berbunyi: "Innallaha yuhibbu tawwabina wa innallaha minal mutathahhirin". Artinya: Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri).

Maksud orang yang menyucikan diri di sini ada empat golongan, tetapi pada manusia hanya tiga golongan saja, yaitu Pertama: suci dari najis baik hadas kecil maupun besar, kedua: suci anggota yang tujuh dari pada dosa dan ketiga: suci hati dari pada sifat-sifat bathiniyah.

Suci dari sifat-sifat bathiniyah berupa bersih dari dengki, sombong, iri, ria, dan angkuh. Serta golongan yang keempat adalah thaharah waliyullah yaitu golongan orang suci yang hatinya senantiasa dekat dengan Allah, inilah mereka golongan yang hanya mengingat kepada Allah swt. semata. Tetapi, Manusia tidak bisa mencapai suci yang keempat tersebut, mereka itu adalah para Malaikat, yang tidak memiliki nafsu sebagaimana manusia. Tugas kita di bulan Syawal ini adalah benar-benar membersihkan diri, terutama senantiasa selalu menjaga kesucian hati dalam merayakan hari yang fitri. Dan setelah hari yang fitri, hari-hari penuh berkah dan ma'unah dari Alloh swt. 

Agar bisa menjaga hati kita dan senantiasa waspada terhadap penyakit-penyakit hati, kita harus mengetahui apa saja penyakit hati tersebut. Karena penyakit ini bisa merusak hati manusia. Bahwa, sebenarnya bukan hanya rokok sajalah yang menjadi penyebab rusaknya hati. 

Berikut ini adalah beberapa penyakit hati yang biasa terjadi pada manusia dan berbahaya jika dibiarkan begitu saja.

1. Hasad, Iri dan Dengki
Ketiga jenis penyakit ini hampir sama dimana perasaan hasad atau iri adalah orang yang tidak suka jika seseorang mengalami kebahagiaan sementara perilaku atau sifat dengki lebih parah lagi, ia bukan hanya tidak senang jika seseorang mendapatkan kebahagiaan, ia juga akan mendoakan agar kebahagiaan hilang dari orang tersebut dan berpindah pada dirinya. Perintah untuk menjauhi penyakit hati ini terkandung dalam firman Allah swt. ayat berikut

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS An Nisa : 32)

Penyakit hati ini juga disebutkan dalam hadits berikut ini
Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud)

2.Sombong atau takabur
Perilaku sombong atau takabur sangatlah tidak disukai Allah swt. Seseorang yang sombong biasanya akan merasa bangga pada dirinya dan apa yang dimilikinya dan menganggap remeh orang lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang diperbolehkan memiliki sifat sombong karena hanya Allah sajalah yang diperbolehkan untuk sombong karena Ia pemilik langit dan bumi. Allah swt. memerintahkan makhluknya untuk menghindari perilaku sombong dalam ayat berikut:

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung."(QS Al Isra :37)

3. Riya' atau suka pamer
Seorang muslim memang senantiasa dianjurkan untuk berbuat baik dan menolong sesama,  akan tetapi seseorang yang berbuat baik hanya untuk pamer atau menunjukkannya pada orang lain dan merasa bangga dengan hal itu adalah termasuk orang yang riya. Riya' sendiri sangat berbahaya dan dilarang dalam islam. Perbuatan baik atau suatu ibadah sebaiknya hanya diketahui oleh dirinya dan Allah swt. saja dan tidak menyebut-nyebut ibadah atau pemberiannya tersebut. Sifat riya' bisa menghilangkan pahala kebaikan itu sendiri sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah swt. berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah swt. dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Qs Al Baqarah 264)

4. Bakhil atau kikir
Sifat bakhil atau kikir adalah salah satu penyakit hati dimana seseorang yang tidak mau atau memberikan sedikit hartanya pada orang yang membutuhkan sementara ia memiliki harta tersebut. Perilaku ini adalah salah satu sifat buruk dan disebutkan dalam firman Allah swt. berikut ini:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs Al Imran : 180)

5. Ujub
Ujub adalah suatu sifat yang suka membangga-banggakan diri atas apa yang ia miliki sementara apa yang ia miliki tersebut tidaklah ia sadari merupakan karunia Allah swt. Sifat ujub bisa merusak hati dan cenderung membuatnya sombong.

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan)

Demikian lima penyakit yang harus dibersihsucikan dari hati kita setelah hari yang suci menurut islam. Serta sudah kita ketahui bersama bahayanya yang tercantum dalam dalil-dalil yang menyertainya. Apabila kita memiliki sifat atau penyakit diatas maka segera bertobat adalah salah satu cara mengobatinya.  Semoga sebagai seorang muslim kita selalu bisa menjaga kesucian bathiniyah kita dari penyakit hati tersebut. Ihdinasshiroothol mustaqiimWallohu a'lam bi asshowaab.








Komentar

Postingan Populer