Apa yang harus dilakukan jika Anda memilih suami yang salah???


Apa yang harus dilakukan jika Anda memilih suami yang salah???

Oleh: Lilis Andarwati

Dokpri andarwatililiis

“Mungkin aku menikahi pria yang salah?” Pernahkah Anda mendengar seseorang mengatakan hal itu atau pernahkah Anda mendengarnya keluar dari mulut Anda sendiri? Rasanya seperti kita adalah korban dalam kisah pernikahan paksa kita sendiri.

Tetapi apakah Anda benar-benar memilih orang yang salah? Apakah masalahnya ada pada orang lain, atau pada sudut pandang Anda sendiri dan versi diri Anda yang tidak lengkap?

1. Pasanganmu adalah cerminan dirimu.

Pasangan hidup yang Anda pilih adalah “cerminan” siapa Anda saat itu.

Jika Anda tidak percaya diri, Anda akan memilih seseorang yang dapat membuat Anda merasa aman, tetapi belum tentu merupakan teman kencan yang ideal.

Bila Anda tidak mencintai diri sendiri, Anda cenderung menerima apa yang diberikan orang lain, alih-alih meminta apa yang seharusnya Anda dapatkan.

Bila belum dewasa, cepat jatuh cinta, cepat menikah, percaya bahwa cinta dapat mengisi kekosongan, padahal sebenarnya kekosongan itu harus diisi dari dalam diri sendiri.

Orang yang Anda pilih tidak salah, tetapi tepat untuk versi Anda saat itu.

2. Ketika Anda berubah, perspektif Anda terhadap suami Anda juga berubah.

Banyak wanita secara keliru percaya bahwa meninggalkan pernikahan yang tidak bahagia akan membuat semua masalah hilang. Namun kenyataannya, jika Anda tidak mengubah diri sendiri, kemungkinan besar Anda akan mengulangi kesalahan yang sama, bahkan dengan orang baru.

Dan inilah hal yang keren: Saat Anda bertumbuh, Anda tidak hanya menarik hal-hal yang lebih baik, tetapi Anda juga bisa melihat versi yang lebih baik dari suami yang pernah Anda pikir "salah."

Ketika Anda belajar untuk lebih mencintai diri sendiri, Anda akan berhenti mengharapkan dia untuk mengisi setiap kekosongan dalam diri Anda. Dan Anda akan menyadari, dia melakukan lebih dari yang Anda kira.

Saat Anda menjadi lebih toleran, Anda akan melihat usahanya yang diam-diam, yang sebelumnya Anda abaikan.

Saat Anda bertumbuh dewasa, Anda akan memahami bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna, dan kesempurnaan bukanlah yang membuat pernikahan bahagia.

Dia mungkin tidak berubah, tapi cara Anda memandangnya akan berubah. Dan terkadang, hanya itu yang Anda butuhkan untuk menyegarkan hubungan.

Dan ini persis pengalaman saya setelah perjalanan upaya pengembangan diri saya selama beberapa tahun yang lalu. 

3. Masalah sesungguhnya adalah Anda menginginkan dan menuntut lebih dari apa yang dapat Anda berikan.

Coba tanyakan pada diri Anda sendiri:

Apakah Anda berharap terlalu banyak kepada orang lain/suami Anda, sementara Anda sendiri masih banyak kekurangan?

Apakah Anda menyalahkannya karena Anda tidak cukup berani untuk melihat hal-hal yang perlu Anda ubah?

Apakah Anda membiarkan perbandingan dengan orang lain/suami menutupi apa yang sebenarnya ia tawarkan?

Pernikahan yang sehat bukan hanya tentang memilih orang yang tepat, tetapi juga tentang menjadi pasangan yang tepat. Terkadang, masalahnya bukan karena Anda salah memilih, melainkan karena Anda belum siap membangun kebahagiaan bersamanya.

4. Pengembangan Pribadi: Untuk Pernikahan yang Lebih Baik atau Membuat Pilihan yang Tepat di Lain Waktu

Apakah Anda memutuskan untuk bertahan atau meninggalkan pernikahan, kuncinya adalah selalu memperbaiki diri, merubah sikap sendiri menjadi dewasa.

Jika Anda memilih untuk bertahan, fokuslah pada pengembangan diri untuk menjadi mitra yang lebih baik. Ketika Anda berubah, Anda menciptakan ruang bagi Anda berdua untuk tumbuh, dan Anda akan menemukan suami Anda jauh berbeda dari yang Anda kira.

Jika Anda memutuskan untuk mengakhiri hubungan, perbaiki diri Anda untuk memastikan bahwa lain kali, Anda tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Kebahagiaan tidak datang dari siapa yang Anda pilih, melainkan dari siapa Anda nantinya.

5. Benar atau salah tergantung bagaimana Anda melihatnya.

Pernikahan bukan masalah keberuntungan, juga bukan tentang benar atau salah. Ini adalah perjalanan panjang di mana keduanya tumbuh bersama dan berkembang bersama. Jika Anda merasa telah memilih suami yang salah, berhentilah dan tanyakan pada diri Anda sendiri: 

Apakah masalahnya ada pada dirinya, atau pada cara Anda memandang dan bersikap dalam hubungan ini?

Ingatlah, seiring pertumbuhan Anda, Anda tidak hanya akan menarik lebih banyak orang yang tepat – tetapi terkadang, Anda akan menyadari bahwa orang yang tepat sudah ada di sana selama ini. Anda hanya perlu mengubah diri Anda sendiri untuk melihatnya lebih jelas.

Daripada menyalahkan, mulailah perjalanan perubahan dari diri Anda sendiri. Karena pasangan ideal bukanlah orang yang paling sempurna – melainkan orang yang paling sesuai dengan “versi terbaik” diri Anda.

Semoga semua wanita menemukan versi terbaik dari diri mereka dan menemukan pasangan yang tepat, bisa tumbuh dan berkembang bersama karena dengan upaya itulah kita benar-benar layak untuk bahagia, iya bahagia bersama pasangan kita selamanya..bukan mencintai fisiknya namun mencintai jiwanya...!.  Wallohu a'lam bi Ash Showaab. 

____________

Sumber : 

Kitab 'Uqudullujain

Kitab Qurrotul 'Uyun

Nadine Martha: Nasihatvpernikahan



Komentar

Postingan Populer